Langit-langit dari Sistine Chapel, sebuah tempat terkenal di Kota Vatican di Roma, penuh dengan lukisan Michelangelo yang menggambarkan cerita-cerita tentang Dewa. Selama ratusan tahun, banyak orang telah melihat pada karya agung hidup ini. Saat terpukau oleh kemegahannya, mereka mungkin bertanya, "Mengapa Michelangelo menghabiskan hidupnya menciptakan karya abadi ini? Apa yang ingin disampaikannya kepada orang-orang? "Selama bertahun-tahun, tanpa memandang kelas sosial, semua orang mengangkat kepala mereka untuk melihat lukisan yang luar biasa ini dari master seni lukis ini.
Setiap goresan membawa rasa hormat dan kerinduannya
kepada surga. Setiap goresan menekankan kemurnian yang suci dan pikiran
dan penolakan keterikatan duniawi. Berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan,
Michelangelo melukis kesucian dan kekhidmatan Kerajaan Surga. Ia
melukis akibat yang berbeda bagi orang-orang yang berbuat baik atau
jahat. Dia mengubah lingkungan biasa kapel tempat ibadah untuk generasi
mendatang. Dia menghabiskan seluruh hidupnya dalam kesusahan dan
kesepian yang tak tertandingi. Karena kepercayaannya kepada Tuhan,
karya-karyanya mengungkapkan sebuah keajaiban dalam segala hal.
Keyakinannya membantunya untuk mencapai karya seni yang sempurna.
Keyakinannya mendorong karya seninya menuju puncak seni lukis, dan itu
telah membawa rasa hormat dari generasi ke generasi yang menekuni dunia
seni.
Banyak
tokoh-tokoh di langit-langit yang dilukis telanjang, namun
gambar-gambar ini tidak menimbulkan pikiran kotor pada orang-orang yang
melihatnya. Michelangelo tidak pernah menikah dalam hidupnya. Dia
meletakkan pikiran sepenuhnya ke dalam seni. Dia berpola pikir murni
selama melukis, memberikan gambar dari karakter sebuah kemurnian seperti
seorang bayi yang baru lahir. Ketika melihat lukisan-lukisan besar ini,
selain tersentuh oleh kekhidmatan dari surga, dan dewa-dewa
bermartabat, orang juga akan tidak punya pikiran jahat dan cenderung
untuk melakukan pengendalian moral di depan karya-karya Michelangelo.
Seperti orang lain, Saya ingin bertanya, mengapa dia melukisnya di langit-langit?
Jawabannya
bagi saya adalah bahwa kepercayaan kepada Tuhan adalah sesuatu yang
sangat sakral, dan keyakinan lurus pada Tuhan dan Surga melebihi segala
hal duniawi. Mungkin karena alasan ini, langit-langit adalah tempat
paling cocok untuk menggambarkan surga. Manusia seharusnya selalu
memiliki harapan dan penghormatan terhadap langit.
Mengapa dia memilih tema religius untuk karya besarnya?
Dari
karya seninya, orang dapat melihat bahwa ia menunjukkan kepercayaannya
kepada Tuhan melalui lukisan. Itu adalah hal paling penting dalam
hidupnya. Dari lukisan “Kejadian” sampai “Kiamat”, pikiran manusia yang
melihat lukisan ini sangat tersentuh dan tersentuh lagi. Sepertinya tak
henti-hentinyanya pikiran manusianya dibersihkan dari hal-hal yang
buruk. Kadang-kadang, kita melihat ekspresi Tuhan dan malaikat (dewa) di
mata lukisan mereka tersebut. Adakalanya sikap manusia terhadap
keyakinan yang benar mungkin tidak jelas, menyimpang atau bahkan kurang,
sehingga kurang bisa menangkap apa yang ingin disampaikan oleh master
seni lukis ini, dan menganggapnya hanya sekedar karya seni, namun
sesungguhnya Michaelangelo melukis dengan penuh rasa hormat kepada
Tuhan, menyampaikan keyakinan lurusnya melalui hasil karya seni yang
dapat mempengaruhi manusia. Michelangelo melakukan hal terbaik untuk
melukis mengenai hukum sebab-akibat yang berlaku universal, seperti yang
dijelaskan dalam kitab suci. Jika manusia melakukan hal-hal yang jahat,
merugikan atau memfitnah orang-lain, tidak peduli apakah mereka adalah
paus, pendeta, orang biasa, atau pengikut agama, Tuhan akan memvonis
mereka bersalah di Pengadilan Terakhir dan mereka akan dikirim ke
neraka. Tidak akan ada pengecualian, bahkan untuk Paus atau pendeta
agama sekalipun. (Erabaru/snd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar